Talkshow: Meninjau Keuniversalan Gerakan Sosial di ASEAN
Perbincangan mengenai gerakan sosial kerap terhubung dengan cita-cita para negara anggota ASEAN yang dalam waktu yang singkat ini akan mengimplementasikan Komunitas ASEAN 2015 sebagai babak baru kehidupan politik, ekonomi, dan sosial-budaya. Implikasi dari integrasi regional ini paling tidak akan memunculkan permasalahan-permasalahan sosial baru, seperti kesenjangan sosial, perbedaan identitas, dan penegakan hak asasi manusia. Berbicara melalui pendekatan yang berbeda, ASEAN sering kali dilihat sebagai rezim berbasis elit dan hanya merujuk pada nilai-nilai universal sebagai pendorong kebijakan. Padahal, cita-cita dari negara ASEAN adalah sebuah proses regionalisme yang tidak mengesampingkan masyarakat sebagai elemen utama dalam proses integrasi. Merespon permasalahan semacam ini, banyak sekali gerakan sosial yang bermunculan untuk melancarkan protes dan melawan elit dari segi perumusan dan implementasi kebijakan domestik—meskipun dengan cara pandang dan nilai yang berbeda-beda.
Berangkat dari permasalahan tersebut, ASEAN Studies Center, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Gadjah Mada bekerja sama dengan Project Child Indonesia dan Social Movement Institute menyelenggarakan sebuah talkshow bertajuk “Meninjau Integrasi Gerakan Sosial di ASEAN”. Tujuan utama dari penyelenggaraan acara ini adalah untuk membuka dialog dan narasi mengenai perkembangan gerakan sosial dari segi teori dan praktik, implementasinya di negara ASEAN, dan menelisik kemungkinan integrasi dari gerakan-gerakan sosial di ASEAN yang notabene berbeda pada aspek fundamental dan metode. Dengan mendatangkan beberapa narasumber yang relevan, diharapkan acara ini dapat berkontribusi dalam narasi dan dialog untuk mengembangkan gerakan sosial yang efektif dan mumpuni.